November 2016 ~ Heca Library Selamat Datang Di Website Heca Library Dapatkan Informasi-Informasi Menarik Dan Berbagai Bahan Bacaan Mengenai Perkembangan Perpustakaan Yang Tentunya Sangat Bermanfaat Bagi Anda

Senin, 28 November 2016

Pelatihan Automasi Perpustakaan


Aceh Library Consultant (ALC) bekerjasama dengan Prodi S1 Ilmu Perpustakaan dan Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh akan melaksanakan pelatihan Automasi Perpustakaan Berbasis WEB dengan Menggunakan Software INLISLite dengan Jadwal Pelatihan Sebagai Berikut :
Hari/Tanggal                  : Senin, 05 s/d 07 Desember 2016
Waktu                             : Pukul 08.00 s/d 16.00 WIB
Tempat                           : Ruang LAB komputer Perpustakaan UIN Ar-Raniry
Materi  yang akan diberikan pada pelatihan Sebagai Berikut:
1. Konsep implementasi otomasi perpustakaan dengan INLISlite
2. Instalasi INLISlite
3. Praktek pengoperasian Aplikasi perpustakaan  berbasis web INLISLite
4. Membangun jaringan komputer untuk implementasi INLISlite (Kliping Kabel)
5. Backup dan Restore database
6.Visit Perpustakaan (Hari ke-3)
Peserta :
1. Pustakawan
2. Pengelola perpustakaan
3. Relawan Aceh Library Consultant
4. Mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan 
Kontribusi : Rp. 100.000,-/Peserta
Fasilitas :
1. Materi, Modul, Sofware INLISLite.
+Snack, Makan Siang dan sertifikat.
Jadwal Pendaftaran : Selasa s/d Minggu pukul 09.00 WIB, Tanggal 29 s/d 04 Desember 2016
CP : Hermilan ( 082366440049), Fikri ( 085211494142)
    
Posted by www.alc.or.id

Rabu, 16 November 2016


STIE Kebangsaan membuka lowongan pekerjaan untuk 1 orang pustakawan untuk bekerja di sekolah tinggi tersebut, bagi yang berminat segera hubungi dan datang ke STIE Kebangsaan Bireun, khususnya yang berasal dari kota bireun ataupun yang berdomisili didaerah sekitarnya
Perlu diketahui Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kebangsaan Bireuen merupakan salah satu Perguruan Tinggi swasta di indonesia yang berbentuk Sekolah Tinggi, dikelola oleh dikti dan termasuk kedalam kopertis wilayah 13. Kampus ini telah beridiri sejak 12 Juni 2008 dengan Nomor SK PT 101DO2008 dan Tanggal SK PT 12 Juni 2008 , Sekolah Tinggi ini beralamat di Jl. Banda Aceh – Medan, Blang Bladeh, kabupaten/kota Bireuen, Provinsi Aceh, Indonesia Kode Pos:12345 Telepon:085277080631 Faximile:0644 22208
Email:stiekebangsaan@dr.com
Website:www.stie.ptkb-aceh.ac.id

Kamis, 03 November 2016


Peranan Teknologi Informasi Dalam Sebuah Perpustakaan Serta Dampak Positif Dan Negatif
Oleh: Marlina
Pengertian Teknologi  informasi
Pada hakikatnya, teknologi  informasi merupakan perpaduan antara komputer, komunikasi data, dan media  penyimpanan. Menurut Sulistyo Basuki, teknologi  informasi adalah teknologi  yang dalam definisi digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebar luaskan imformasi. Teknologi  informasi adalah suatu teknologi  yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, manipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan imformasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan imformasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Fungsi dan Peranan Teknologi  informasi
Fungsi informasi sangatlah beragam karena bergantung pada mamfaatnya bagi setiap orang yang kebutuhannya berbeda-beda. Demikian fungsinya bagi suatu organisasi, ia akan disesuaikan dengan jenis organisasi yang bersangkutan. Dalam organisasi atau pada lembaga pendidikan pada umumnya, informasi yang bermamfaat adalah yang banyak mendukung tugas-tugas lembaga tersebut, yaitu kira-kira semua jenis informasi yang mempunyai aspek edukatif, riset, dan rekreatif.
Selain itu teknologi informasi sangat berperan penting dalam sebuah perpustakaan. Peranan dapat diartikan  secara sempit dan luas. Dalam pengertian  sempit dapat diartikan kedudukan, tempat. Dalam pengertian luas, peraranan diartikan sebagai perangkat tinggi yang diharapkan, dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam perpustakaan. Sedangkan dalam arti lain, peranan juga berarti berbagai tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa.
Peranan teknologi informasi pada masa sekarang tidak hanya diperlukan bagi organisasi, melainkan juga untuk kebutuhan perorangan. Bagi organisasi, teknologi, informasi dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif, sedangkan bagi perorangan maka teknologi ini dapat digunakan untuk mencapai keunggulan pribadi, termasuk untuk mencari pekerjaan.
Teknologi informasi bisa dikatakan telah merasuki kesegala bidang dan ke berbagai lapisan masyarakat. Pada masa sekarang ponsel dengan kemampuanmengambil informasi dari internet telah menjadi barang yang biasa dipakai orang untuk berkomunikasi dan menjadikan jarak seperti tak terasa. Orang menjadi terbiasa dengan e-mail dan mulai menjauhi menggunakan surat konvensional yang menggunakan kertas. Orang lebih suka menggunakan program-program pengolah kata untuk membuat dokumen dari pada menggunakan mesin ketik biasa.
Tujuan Teknologi  informasi dan komunikasi dalam layanan informasi
            Adapun yang menjadi tujuan teknologi  informasi dan komunikasi adalah sebagai berikut:
1.      Mengembangkan teknologi  informasi dan komunikasi untuk kemajuan perpustakaan.
2.      Menyediakan sistem informasi managemen yang pesat sehingga akan membantu dalam melakasanakan evaluasi terhadap pengembangan teknologi  informasi dan komunikasi di kemudian hari.
3.      Menyediakan layanan informasi bagi pengguna perpustakaan.
4.      Menciptakan pengguna yang lebih aktif menggunakan teknologi informasi untuk mendukung produktivitas kerja.
Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu tugas pokok sebuah perpustakaan adalah memberikan layanan informasi, karena pentingnya layanan tersebut, maka sering dikatakan warna wajah dan penampilan serta kinerja perpustakaan akan dicerminkan dalam layanan informasi tersebut.
Teknologi  informasi di perpustakaan
            Dengan berkembangnya teknologi  informasi di perpustkaan, pemakai dapat memperoleh data melalui media cetak maupun elektronik. Di samping itu, terjadinya perkembangan yang sangat pesat di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, juga terpengaruh terhadap kemajuan teknologi  informasi dan komunikasi terutama sejak tahun 1990-an. Perkembangan ini sangat mempengaruhi aspek kehidupan manusia, termasuk juga perpustakaan. Teknologi  menjanjikan kecepatan dan merupakan salah satu faktor yang di butuhkan dalam pengolahan informasi.
            Oleh sabab itu ada beberapa alasan mengapa teknologi  informasi harus di terima di perpustakaan sebagaimana yang di kemukakan oleh abdul rahman saleh antara lain:
1.Tuntutan terhadap jumlah dan mutu layanan perpusakaan
2. Kebutuhan untuk mengefektifkan sumberdaya manusia
            Menurut beberapa alasan di atas, maka informasi yang ada di perpustakaan saat ini Teknologi  informasi tidak hanya terbatas kepada buku dan jurnal ilmiah saja. Informan lain, seperti teknologi  informasi oudio visual, multeknologi  informasimedia, bahan mikro, media opteknologi  informasi, dan sebagainya saat ini di koleksi oleh perpustakaan. Banyak koleksi perpustakaan yang harus di baca dengan teknologi  komputer. Komputer juga dapat melakukan penyimpanan data dokumen dalam jumlah dan jenis yang sangat besar. Perangkat lunak masa kini sudah dapat mengendalikan jumlah berkas dan cantuman yang sangat besar dengan kecepatan yang sulit di bayangkan. Di samping itu, selain kecepatan dalam memperoleh informasi, pemakai juga membutuhkan kecepatan informasi yang di dapatkan dari perpustakaan.


Dampak Positif dan Negatif
   Dampak positif adanya Teknologi Informasi bagi perpustakaan diantaranya :
1.      Meringangkan beban pekerjaan sehingga lebih efektif dan efisien.
2.      Menghemat waktu dan tenaga para staf  sehingga penempatan staf tepat dan tidak membuang pengeluaran untuk membayar staf yang berlebihan dan juga hasil pekerjaannya menjadi maksimal.
3.      Akan menarik para pembaca untuk mengunjungi perpustakaan. Seperti dengan adanya fasilitas WiFi serta layanan katalog yang berbasis komputer, sehingga para pembaca akan merasa nyaman dan juga mudah untuk menemukan buku yang mereka cari.
4.      Pertukaran informasi menjadi lebih mudah dan cepat karena semua informasi sudah dapat diakses melalui internet.
5.      Dalam hal pengadaan bahan pustaka, TI sangat membantu dalam penelusuran bahan pustaka yang diinginkan dan juga menampung ide dari pembaca untuk kebutuhan perpustakaan lainnya yang merasa diperlukan.
6.      Dalam hal keamanan, pentingnya CCTV diletakkan di tempat penitipan barang sebelum memasuki perpustakaan, guna meminimalisir tindak kejahatan.

Setelah dampak positif, kini beralih ke dampak negatif. Sebenarnya dampak negatif tidak terlalu terlihat. Tetapi apabila lebih teliti, kita bisa melihat dampak negatif teresbut. Dampak negatif Teknologi Informasi bagi perpustakaan, diantaranya :
1.      Perlunya biaya yang mahal untuk membuat layanan perpustakaan berbasis komputer, dari mulai membeli komputer, menyediakan WiFi dan lain-lain
2.      Perlunya tenaga terampil yang menangani komputerisasi, untuk pemasangan dan pengoperasian komputer di sebuah Perpustakaan sehingga komputer tersebut dapat beroperasi secara maksimal. Dengan kata lain, butuh SDM yang berkualitas 
3.      Mempersempit orang yang memiliki SDM yang rendah untuk bekerja, karena mereka tidak mampu mengoperasikan sistem yang sedemikian modern
4.      Perpustakaan harus menyediakan tenaga ahli yang bisa merawat dan mengoperasikan komputer-komputer tersebut agar berjalan baik dan juga harus diberi pelatihan agar tercipta kerja yang maksimal
5.      Ketergantungan terhadap teknologi komputer, dalam hal pencarian, catat mencatat dll sehingga dalam waktu panjang akan berdampak negatif
Dampak positif bagi Pustawakan antara lain :
1.      Para Pustakawan dari berbagai perpustakaan yang ada di Indonesia bisa saling koordinasi dengan cepat dan mempererat silaturahmi karena bisa berkomunikasi bisa setiap saat kegiatan perpustakaan berlangsung, seperti pameran perpustakaan
2.      Dapat menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam hal pengadaan, sirkulasi dll
3.      Bisa diadakan kunjungan ataupun studi banding sesama staf perpustakaan sehingga dapat bertukar ikiran maupun pengalaman
Dampak negatif bagi Pustakawan antara lain :
1.      Ketergantungan terhadap teknologi, sehingga jarang melakukan pekerjaan secara manual membuat pustakawan meremehkan tugas
2.      Pustakawan harus mengerti sistem komputer sehingga dapat menggunakan dan merawat dengan baik, jika terjadi sesuatu, pustakawan harus bisa mengatasinya sebagai langkah awal
3.      Bagi Pustakawan yang berpendidikan rendah, rentan akan pemberhentian karena pekerjaannya sudah tergantikan oleh teknologi.



Minimnya Ahli Tenaga Pustakawan di Perpustakaan Sekolah
Oleh: Munawwarah S.

BAB I
PENDHULUAN

A.    Latar belakang masalah
Banyak orang bila mendengar istilah perpustakaan, dalam benak mereka akan tergambar sebuah gedung atau ruangan yang di penuhi rak buku. Anggapan demikian tidak lah selalu salah  karna bila dikaji lebih lanjut, kata dasar perpustakaan adalah pustaka. Perpustakaa ialah sebuah ruangan, bagan sebuah gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan trbitan lainnya yang biasa menurut tata susunan tertentu untuk digunakan membaca, bukan untuk dijual.
Perkembangan perpustakaan tidak dapt dipisahkan dari sejarah manusia karena perpustakaan merupakan produk manusia. Sepanjang sejarah manusia, perpustakaan bertindak selaku penyimpanan khazanah hasil pikiran manusia. Hasil pikiran manusia dapat di tuangkan dalam entuk cetak maupun noncetak atau dalam bentuk elektronik seperti disket. Hasil pikiran manusia yag dituangkan dalam bentuk buku adalam arti luas (mencakup bentuk cetak atau grafis, noncetak, bentuk elektronik) ini sering kali diasosiasikan dalam kegiatan belajar. Karena perpustakaan sellu dikaitkan dengan buku, sedangkan buku dikaitkan dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar dibagi atas dua mecamm yaitu kegitan belajar dalam lingkungan sekolah dan kegiatan belajar diluar lingkunan sekolah.
Perpustakan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar banngku sekolah maupun juga tempat belajar di lingkungan pendidikan sekolah. Dalam hal ini, yang berkaitan dengan pendidikan nonformal ialah perpustakaan umum, sedangkan yang berkaitan dengan pendidikan informal ialah perputakaan sekolah dan perpustkaan perguruan tinggi.
Dalam sejarah, banyak terjadi tokoh dunia menghabiskan waktunya di perpustakaan serta memperoleh banyak bahan dari perpustakaan sekolah.Perpustakaan sudah berkembang selama 5000 tahun, kita dapat menyimak adanya kondisi yang menguntungkan pertumbuhan  perpustakaan. Disamping itu juga ada kondisi yang  menghambat pertumbuhan perpustakaan sehingga perpustakaan tidak berkembang secara wajar. Dengan kata lain, perpustakaan mencerminkan kebutuhan social, ekonomi, cultural, dan pendidikan.
Dalam sebuah perpustakaan pasti ada pengelolanya yauti pustakawa, pada masa lalu yang terkenaal dalam sejarah kepustakawanan, Jabatan pustakawan pada Library of congres (AS) berdasarkan undang-undang diberikan kepada ilmuwan ataupun budayawan.
Bila pustakawan ingin memperoleh kemajuan dalam bidangg tugasnya, pustawan harus bertindak selaku agen dalam bidangnya. Pustakawan harus menjadikan perpustakaannya sebagai sarana belajar bagi pembacanya. Dengan tindakan demikian maka seorang pustakawan pada hakikatnya juga seorang pendidik. Untuk menjadi seorang pustakawan diperlukan  persyartan  pendidikan dan latihan telah ada sejak zaman purba, namun persyaratan tersebut berbeda dari zaman ke zaman. Misalnya, syarat pustakawan pada zaman Babylonia dan Assyiria haruslah tamatan sekolah ahli menulis. Sesuai pendidikan, si calon pustakawan harus magang di perpustakaan selama beberapa tahun. Selama magang si calon pustakawan di wajibkan pula belajar bahasa asing. Prinsip perlunya pendidikan dan latihan ini di perbaharui lagi pada abad ke-19 dan abad ke -20. Melvil Dewey (menciptakan bagan decimal dewey) menganggap perlu adanya pendidikan formal bagi pustakawan. Ia kemudian mendiri kan sekolah perpustakaan (library school) di Colombia Univercity pada tahun 1878.
Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang di pilih dalam penelitian ini adalah “Minimnya Ahli Tenaga Pustakawan di Perpustakaan Sekolah”
B.     Rumus Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut yaitu menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan adanyan tenaga ahli pustakawan di perpustakaan dapat merubah perpustakaan dapat merubah perpustakaan sekolah lebuh maju.
C.    Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, sesuai dengan rumusan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Dengan adanya tenaga ahli pustakawan di perputakaan sekolah dapat mengubah perpustakaan sekolah tersebut lebih maju
BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian pustakawan
Pustakawan adalah tenaga profesional yang dalam kehidupan sehari-hari. Berkecimpung dengan dunia buku. Dengan situasi demikian sudah layak bila pustakawan menganjur siswa di sekolah untuk giat belajar.
Di segi lain, pustakawan pun di tuntut untuk giat membaca demi kepentingan profesi, ilmu, maupun pengembangan kepribadian si pustakawan itu sendiri. Adapun yang dibaca pustakawan adalah pustaka yang menyangkut ilmu perpustakaan dan kepustakawanan. Ilmu pepustakaan berarti batang tumbuh pengetahuan yang terorganisasi, dalam benuk apa pun juga, yang berkaitan dengan tujuan, objek dan fungsi perpustakaan, prinsip, teori, tata susunan, dan teknik yang digunakan dalam melakukan kinerja ( untuk kerja ) jasa perpustakaan. Kepustakaan merupakan penerapan pengetahuan dari ilmu perpustakaan terhadap koleksi, tata susunan, pelestarian dan pemanfaatan buku serta materi lain di perpustakaan, penyempurnaan malar (kesinambungan), dan jasa perluasan jasa perpustakaan.


B.     Pustakawan dan Profesi
Kalau menyimak perkembangan profesi, timbul tanda tanya apakah pustakawan dapat digolongkan ke dalam profesi atau tidak. Hal ini tergantung pada kemampuan dan tanggapan perpustakaan terhadap profesi dan jasa yang di berikan pustakawan serta pandangan masarakat itu sendiri terhadap pustakawan. Ada pun cirri profesi adalah :
1.      Adanya Sebuah Asosiasi atau Organisasi Keahlian
Tenaga profesional terkumpul dalam sebuah organisasi yang teratur dan benar-benar mewakili kepentingan profesi. Dalam dunia pustakawan, dikenal organisasi bernama Library Association Indonesia ( Inggris ), American Library Association(AS), serta Ikatan Pustakawanan Indonesia (IPI)
2.      Terdapat Pola Pendidikan Profesi yang jelas
Struktur pendidikan pustakawan harus jelas. Dalam hal ini, organisasi pustakawan Amerika (ALA) lebih berhasil dari rekannya di Inggris atau Indonesia karena ALA  berhak menetukan kualifikasi pendidikan formal pustawakan.
3.      Adanya Kode Etik
Kode etik akan mengatur hubungan antara tenaga profesional dengan nasabah atau rekanan. Namun kode etik pustakawan lebih bersifat sosial dari pada bisnis.
4.      Berorientasi pada jasa
Kepustakawan berorientasi pada jasa, dengan pengertian jasa perpustakaan dengan pembaca memerlukan pengetahuan dengan pembaca memerlukan pengetahuan dan teknik khusus yang harus dimiliki pustakawan. Jasa pustakawan yang diberikan pada pembaca menyangkut hidup dan budaya si pembaca, dan jasa ini di berikan secara terus-menerus. Namun kini muncul profesi baru, pustakawan adalah pialang informasi artinya pustakawan yang mengantungkan sepenuhnya jual beli informasi.
5.      Adanya Tingkat Kemandirian
Sebagai tenaga profesional harus mandiri, dalam arti bebas dari cmpuran pihak tangan luar. Dalam kenyataan, sifat kemandirian pustkawan bersifat ganda artinya disatu pihak dia dapt mandiri(umpamanya pustakawan bebas) namun dipihak lain ia terikat pada pemerintah sehingga sering disebut setia ganda.



C.     Prinsip Kepustakawanan 
Di dalam kamus besar bahasa indonesiaedisi ke empat kata “prinsip “ diartikan sebagai asas atau dasar. Dari pengertian di atas dapat di tarik pemahaman bahwa prinsip kepustakawanan(perpustakaan) adalah asas atau kebenaran yang mejadi pokok dasar berpikir dan bertindak dalam perpustakaan.
D.    Peranan, Tujuan danFungsi  Perpustakaan Sekolah
Satu pertanyaan mendasar yang menjadi pemicu pembahasan ini dalah apa alas an yang mendasari perlunya di bangun perpustakaan sekolah? sebagai jawabannya, hal itu sungguhnya tidak terlepas dari pertimbangan bahwa bila perlengkapan dan sarana yang memadai tersedia di sekolahmaka di harapkan para siswa dan masyarakat sekolah yang lainnya dapat dilakukan kegiatan-kegiatan postif dan produktif. beberapa kegiatan positif dan produkif itu di terangkan oleh Dian Sinaga sbb:

1.      Dapat menemukan informasi, fakta dan data yng belum di ketahui.
2.      Para siswa dapat berlatih keterampilan-keterampilan tertentu yangakan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan.
3.      Dengan adanya sarana dan prasarana sekolah yang memadai, maka para siswa dapat mngadakan penelitian (research) dan percobaan-percobaan  yang sederhana sesuai dengan kemampuannya.
4.      Dapat mengadakan rekreasi dan mengisi waktu luang atau senggang di sela-sela kesibukan belajar.
5.      Dapat mencari,menalaah, dan menggali ilmu pengatahuan yang di perlukan dalam proses balajar mengajar.
Selain itu, ada juga alasan lain. Penyelagaraan perpustakaan sekolah mengacu kepada Undang-undang  Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisitem Pendidikan Nasional, terutama pada Pasal 45. Pasal tersebut menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ptensi fisik, kecerdaan, intelektual ,sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik.
Hal tersebut juga di tegaskan dalam Peraturan Pemerintah  Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan  pada pasal  42 dan pasal 43 tentang Sarana  Prasarana . Pada intinya, pasal tersebut menyatakan tentang bahwa sekolah wajib memiliki sarana , salah satu yang utama buku dan sumber belajar.
Yusuf dan Suhendar mengungkapkan bahwa penyelanggaraan perpustakaan sekolah bertujuan memenuhi kebutuahan infoemasi bgi masyarakat  dilingkungan sekolah yang bersangkutan , kususnya guru dan murid. selebihnya, perlu juga di pahami bahwa perpustakaan sekolah sebagian integral dari sekolah, komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan mampu menunjang terhadap pencapaian tujuan di sekolah. Selaras dengan hal tersebut, maka tujuan perpustakaan sekolah sebagai berikut:
1.      Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.
2.      Membantu menulis kreatif bagi para sisiwa dan bimbingan guru dan pustakawan.
3.      Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.
4.      Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.
5.      Mendorong, menggairah, memelihara, dan memberi semangat membaca dan belajar kepada para siswa.
6.      Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi.
7.      Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktusenggang melalui kegiatan memmbaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, misanya fiksi,cerpen,dan sebagainya.


E.     Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum yaitu edukatis, informative, kreasi, dan riset atau penelitian sederhana.
1.      Yang pertama fungsi edukatif.  Maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada pepustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para sisiwa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentrasfer konsep-konsep pengetahuan, sehinnga dikemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.
2.      Kedua adalah fungsi informative.Maksudnya ini berkaitan dengan mengupayakan peneyedian koleksi perpustakaan yang bersifat “member tahu” akan hal-hal yang berhubung dengan kepentingan para siswa dan guru.
3.      Fungsi rekreasi dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yag bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dsb. Diharapkan dapat mnghibur pembaca pada saat yang memungkinkan.
4.      Fungsi riset atu penelitian adalah koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan koleksi untuk membantu dilkukan nya penelitia sederhana.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari hasil kesimpulan pembahasan diatas tentang “Minimnya Ahli Tenaga pustakawan di Perpustakaan sekolah” Adalah:
1.      Supaya dengan adanya tenaga ahli pustakawan diperpustakaan sekolah perpustakaannya dapat memberi motivasi buat anak-anak untuk belajar.
2.      Dapat menumbuhkan minat baca anak-anak.
3.      Membantu murid dan guru mengenai penggunaan sumberdaya perpustakaan 

DAFTAR PUSTAKA
Sulistio Basuki, (1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Andi Prastowo, (2012). Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta, DivaPress
Pawit M. Yusuf, (2005). Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Bandung



Diberdayakan oleh Blogger.
" + "ipt>");}